HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Intensitas Serangan
Hasil
pengamatan di lapangan dan sidik ragam intensitas ulat grayak Sehari, 2 hari, 3
hari dan 4 hari setelah aplikasi ekstrak daun mimba disajikan pada Tabel
Lampiran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8.
Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun mimba berpengaruh
sangat nyata terhadap intensitas ulat grayak Sehari, 2 hari, 3 hari dan 4
hari setelah aplikasi.
Tabel
1. Rata-rata Intensitas Ulat grayak setelah Aplikasi dengan Pestisida Nabati Ekstrak
Daun Mimba
Perlakuan
|
Jam Setelah Aplikasi
|
|||
1 Hari
|
2 Hari
|
3 Hari
|
4 Hari
|
|
M0 (Kontrol)
M1 (20 g.l-1 air)
M2 (30 g.l-1 air)
M3 (40 g.l-1 air)
M4 (50 g.l-1 air)
|
4,6a
4,3b
3,6c
1,6d
0,0e
|
5,3a
4,6b
3,6b
2,0c
0,0d
|
5,6a
5,3a
4,0b
3,3c
0,3d
|
5,6a
5,3a
4,3b
3,6b
2,0c
|
NP BNJ α = 0,05
|
1,1
|
1,1
|
0,9
|
1,0
|
Keterangan : Nilai
rata-rata yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada
taraf uji BNJ α = 0,05
Hasil uji
BNJ α = 0,05 pada Tabel 1, menunjukkan bahwa intensitas ulat grayak 1 hari
setelah aplikasi perlakuan ekstrak daun mimba kontrol (M0) berbeda nyata dengan
20 g.l-1 (M1), 30 g.l-1 air (M2), 40 g.l-1 air
(M3) dan 50 g.l-1 air (M4).
Intensitas
ulat grayak 2 hari setelah aplikasi perlakuan ekstrak daun mimba kontrol (M0)
berbeda nyata dengan 20 g.l-1 (M1), 30 g.l-1 air (M2), 40
g.l-1 air (M3) dan 50 g.l-1
air (M4).
Intensitas
ulat grayak 3 hari setelah aplikasi perlakuan ekstrak daun mimba kontrol (M0)
berbeda nyata dengan 30 g.l-1 air (M2), 40 g.l-1 air (M3)
dan 50 g.l-1 air (M4), tetapi berbeda tidak nyata dengan 20 g.l-1
air (M1).
Intensitas
ulat grayak 4 hari setelah aplikasi perlakuan ekstrak daun mimba kontrol (M0)
berbeda nyata dengan 30 g.l-1 air (M2), 40 g.l-1 air (M3)
dan 50 g.l-1 air (M4), tetapi berbeda tidak nyata dengan 20 g.l-1
air (M1).
Produksi
Hasil pengamatan di lapangan dan sidik ragam produksi setelah dikonversi ke ha disajikan pada Tabel
Lampiran 9 dan 10. Sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan ekstrak daun mimba berpengaruh nyata terhadap produksi setelah
dikonversi ke ha.
Tabel
2. Rata-rata Produksi yang Diperoleh setelah dikonversi ke Ha
Perlakuan
|
Ton.Ha-1
|
NP BNJ α = 0,05
|
(M0) Kontrol
(M1) 20 g.l-1 air
(M2) 30 g.l-1 air
(M3) 40 g.l-1 air
(M4) 50 g.l-1 air
|
3,57b
5,10ab
5,47a
5,57a
5,33ab
|
1,8
|
Keterangan : Nilai
rata-rata yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti berbeda nyata pada
taraf uji BNJ α = 0,05
Hasil uji
BNJ α = 0,05 pada Tabel 2, menunjukkan bahwa produksi yang diperoleh setelah
aplikasi perlakuan ekstrak daun mimba 40 g.l-1 air (M3) berbeda
nyata dengan kontrol (M0), tetapi berbeda tidak nyata dengan 30 g.l-1
air (M2), 50 g.l-1 air (M4) dan 20 g.l-1 (M1).
Pembahasan
Hasil praktik lapang menunjukkan bahwa perlakuan
konsentrasi ekstrak daun mimba berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas ulat
grayak 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari (Lampiran 2, 4, 6 dan 8) dan berpengaruh
nyata terhadap hasil ubinan (Lampiran 10).
Hasil Uji BNJ α = 0,05
menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak buah daun mimba 40 g.l-1
air memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding dengan perlakuan
lainnya. Hal ini diduga bahwa perlakuan
yang dicobakan telah sesuai dengan kebutuhan tanaman, dimana semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun mimba, maka semakin rendah
pula intensitas ulat grayak. Hal ini
sesuai dengan pernyataan (Anonim, 1992) yang menyatakan hama ulat grayak sangat berbahaya
pada memasuki fase masak susu.
Pada
perlakuan M3 menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan ekstrak daun mimba sebagai pestisida nabati dapat menekan perkembangan hama
ulat
grayak juga dapat
meningkatkan hasil produksi pertanaman kedelai. Sebagaimana dikemukakan oleh Tukiman dan Molide (2008)
bahwa ekstrak daun mimba mengandung bahan organik dan unsur nitrogen yang cukup tinggi yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan dan dapat memicu
pembentukan daun dan pembesaran biji.
Sedangkan
perlakuan tanpa ekstrak daun mimba memperlihatkan intensitas dan produksi yang
paling sedikit, karena hanya tergantung pada media tanam saja sehingga kurang
atau tidak tersedia pestisida nabati bagi tanaman.